Berdasarkan pengamatan saya, pandemi COVID di negara ini memiliki efek domino di berbagai Industri. Salah satu industri yang terkena imbasnya adalah Industri Logistik, terutama untuk Startup Logistik B2B (Business to Business) yang mayoritas customernya adalah Manufaktur (Pabrikan) hingga perusahaan ekspor-impor. Perusahaan yang menjadi customer Startup Logistik B2B ini banyak yang berhenti beroperasi akibat dari penurunan omzet.

Stabilitas cash flow di hampir setiap perusahaan bisa dipastikan mengalami kendala dikarenakan penurunan omzet penjualan. Secara tidak langsung, startup logistik B2B juga akan merasakan efek dari penurunan omzet penjualan tersebut. Imbasnya dapat berlanjut hingga ke partner/ vendor, yaitu pengusaha Truk. Tentu keadaan ini dapat mengganggu stabilitas ekonomi secara menyeluruh.
Untuk menghindari hal tersebut, perlu ada penyesuaian target penjualan dan rencana bisnis terutama untuk startup logistik B2B. Ada beberapa faktor yang menjadi urgensi diterapkannya penyesuaian tersebut salah satunya, menurunnya tren aktivitas ekspor impor barang sehingga lalu lintas penggunaan truk dari dan ke pelabuhan juga menurun.
Namun perlu digaris bawahi, visi perusahaan tidak boleh berubah. Seperti hal nya ON-TRUCKS, strategi bisnis perlu beradaptasi dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini. Perubahan strategi bisnis ini perlu kami lakukan untuk tetap mempertahankan perusahaan di tengah efek pandemi COVID yang melanda Indonesia.
Hal ini yang menjadi dasar ON-TRUCKS mengembangkan dan menyesuaikan strategi bisnis sesuai dengan keadaan ekonomi dan kesempatan yang ada di market. Kami mengembangkan strategi bisnis logistik yang sebelumnya lebih banyak di offline menjadi online to online activities.
Selain mengembangkan ke online activities, ada 5 strategi untuk bertahan di masa pandemi, antara lain :
1. Adaptasi Bisinis :
Para pelaku industri logistik harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi di Indonesia, terutama pada masa pandemi seperti ini. Adaptasi yang dilakukan dapat berupa pengembangan model bisnis yang tidak berhenti hanya pada B2B (Business to Business) saja, bisa juga B2G (Business to Government) atau G2B (Government to Business). Sehingga, pengusaha serta pemerintah dapat bersama-sama menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah pandemi.
Hal ini menjadi salah satu strategi yang telah ON-TRUCKS lakukan. Kami dipercaya oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk pendistribusian bantuan berupa sembako hingga masker di 41 kota di Indonesia. Pengiriman dengan menggunakan truk wingbox (muatan besar) hingga CDE (muatan sedang) ini kami lakukan untuk memaksimalkan jangkauan distribusi bantuan selama pandemi ini. Lebih lanjut, kami juga dipercaya oleh BULOG (Badan Urusan Logistik) untuk mendistribusikan pangan dari Jawa ke Sumatra.

2. Vertical Industry :
Para pelaku bisnis, terutama dengan model bisnis B2B, perlu jeli melihat pasar yang berkembang bahkan cenderung meningkat di tengah pandemi. Salah satunya adalah Medical Industry. Pemerintah mengalokasikan sekitar 130 triliun untuk anggaran kesehatan di tahun 2020.
Kebutuhan alat medis seperti masker hingga obat-obatan bisa dipastikan meningkat untuk percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia. Pelaku bisnis harus jeli melihat peluang ini untuk tetap bertahan dari ancaman resesi.
3. Diferensiasi Pasar :
Ada beberapa industri yang tidak terdampak langsung oleh pandemi seperti industri migas, pertanian, hingga UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Pertanian Indonesia misalnya. BPS mencatat bahwa PDB (Pendapatan Domestik Bruto) pada sektor pertanian Indonesia mengalami peningkatan secara berturut-turut pada kuartal I dan II di tahun 2020. Hal ini menandakan bahwa sektor pertanian Indonesia masih dapat bertahan, bahkan berkembang, di tengah pandemi.
Kekhawatiran potensi tidak terpenuhinya kebutuhan pangan di Indonesia akibat terbatasnya aktivitas produksi tidak berpengaruh terhadap penyediaan pangan di Indonesia. Lebih lanjut, perlu adanya proses distribusi yang efektif untuk memperkuat sektor pertanian serta memenuhi kebutuhan pangan masyarakat selama pandemi.
4. Ekspansi Segmen Pasar :

Seperti yang kita sadari bersama, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mengharuskan tempat usaha menghentikan kegiatan transaksi langsung untuk sementara. Hal ini yang akhirnya memicu Behavior Shifting yang sebelumnya masyarakat terbiasa berbelanja kebutuhan sehari-hari secara langsung beralih ke digital platform atau aplikasi marketplace.
Berdasarkan fenomena tersebut, ON-TRUCKS mengembangkan produk jasa pengiriman dengan model bisnis B2B dan B2C yaitu ON-XPRESS. Kami berusaha untuk memenuhi kebutuhan aktivitas logistik yang tidak berhenti pada muatan-muatan yang besar, tetapi juga menyediakan pengiriman small package.
5. Permodalan/ Investasi :
Startup logistik terbukti mampu bertahan di masa pandemi ini, mengingat adanya shifting behavior dari belanja datang langsung ke toko menjadi belanja online. Dikarenakan konsumen tidak datang langsung ke toko, proses distribusi barang harus diambil alih oleh perusahaan jasa logistik. Hal ini lah yang membuat semakin menarik Iklim Investasi startup sektor logistik di tengah pandemi ini. Dalam masa pandemi, ON-TRUCKS berhasil menjalin kemitraan strategis dalam bentuk pendanaan series A dengan salah satu investor private equity asal Indonesia.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas bisnis startup logistik, baik itu dengan memperluas serta mengoptimalkan bantuan berupa investasi dan inkubasi. Karena di lapangan, cukup banyak ide-ide brilian yang tidak dapat terealisasi karena keterbatasan akses sumber pendanaan (investasi) serta kurangnya campaign akses permodalan dari pemerintah.