Trust your Leader and Think Like an Owner

Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja – Buya Hamka

Saya memulai karir di dunia logistik pada tahun 2009 sebagai salah satu staf warehousing di Indonesia. Sebelumnya, saya sempat berpindah-pindah di beberapa core bisnis yang berbeda. Pada akhirnya saya memilih Industri Logistik. Karena menurut saya, logistik ini seni perpindahan barang yang tidak akan berhenti sampai dunia ini berakhir.

Saya mulai bekerja di ON-TRUCKS mulai tahun 2019. Awal masuk, total karyawan ON-TRUCKS hanya 9 orang. Hingga sekarang sudah sekitar kurang lebih 120 orang yang bekerja di ON-TRUCKS. Tentu semakin besar perusahaan berkembang, semakin besar juga permasalahan yang akan muncul dan dihadapi. Faktor internal dan eksternal, dampak pandemi pada industri logistik khususnya, juga menjadi permasalahan yang harus bisa kita hadapi untuk terus ada dan bertahan.

Bekerja di Industri Logistik, Aktif 24/7

Sebagai seseorang yang bekerja sebagai penyedia jasa logistik, waktu menjadi permasalahan utama. Permasalahan ini paling sering terjadi khususnya pada divisi yang saya pimpin, divisi operasional. Kita harus siap 24/7 untuk memastikan pengiriman berjalan lancar sampai tujuan. Mengingat, aktivitas logistik di lapangan yang sangat dinamis dan dapat menghadapi kendala kapan saja.

Pengelolaan waktu di sini menjadi penting. Walaupun kita harus siap 24/7, saya selalu menekankan pentingnya work life balance pada tim saya. Pentingnya kemampuan membagi waktu kerja, kehidupan pribadi atau keluarga, dan sosial. Kita bukan mesin, kita tetap manusia. Menurut saya, untuk merealisasikan work life balance ini perlu menerapkan kerja cerdas.

Kerja Keras, Kerja Cerdas

Kerja cerdas baru akan didapatkan setelah melalui proses kerja keras. Menurut saya, semua tidak ada yang instan. Semua memerlukan proses, terutama belajar dan praktek di lapangan. Dengan melalui proses kerja keras, kita mendapatkan data lengkap lapangan. Sehingga kedepannya kita bisa menetapkan langkah yang lebih cepat dan tepat untuk mencapai tujuan. Karena kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja.

Sama halnya dengan penerapan teknologi di sektor Logistik Indonesia. Australia sudah menerapkan pengiriman muatan dengan teknologi drone. Hal ini bisa dilakukan karena sarana dan prasarana yang mendukung seperti mapping berdasarkan database yang lengkap hingga jaringan kabel bawah tanah yang mendukung. Transfer of Technology memerlukan adaptasi serta kesiapan pasar untuk menggunakan teknologi tersebut.

Pengembangan serta realisasi ide teknologi untuk mempermudah aktivitas Logistik di Indonesia memerlukan riset pasar serta infrastruktur yang memadai. Kita tidak boleh menunggu hingga pasar atau infrastruktur itu siap, kita harus mulai mengadaptasikan teknologi yang sesuai dengan pasar dan infrastruktur yang ada. Karena perubahan itu penting, tidak langsung namun melalui edukasi dan bertahap.

Untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut, diperlukan pemimpin yang terus memastikan bahwa semua berjalan on track dan terus melangkah menuju tujuan tersebut.

Trust Your Leader

Leadership itu seni. Kita harus paham betul siapa yang kita pimpin, menguasai cara memimpin tim, dan memiliki mental seorang pemimpin. Saya menganggap tim dan seluruh karyawan di ON-TRUCKS sebagai keluarga. Membuka ruang diskusi bagi siapa saja di tim saya ataupun tim lain mempermudah untuk mendapatkan keputusan yang tepat bagi perusahaan.

Saya menganggap atasan sudah seperti orang tua sendiri. Saya menaruh kepercayaan kepada para pemimpin. Karena saya juga sudah dianggap sebagai keluarga oleh pimpinan serta seluruh karyawan ON-TRUCKS. Serta, sinergitas antar departemen dan soliditas tim yang membawa kita tetap bertahan selama pandemi. Hal yang paling saya cintai di ON-TRUCKS adalah seluruh karyawannya think like an owner.

Think Like an Owner

Seluruh karyawan ON-TRUCKS think like an owner. Rasa memiliki ini yang membuat semua yang dilakukan adalah untuk kebaikan bersama dan keputusan terbaik untuk perusahaan. Sense of belonging ini menjadi kekuatan tambahan saya ketika berada di titik terendah serta dalam memimpin perusahaan, terutama divisi saya, dengan ikhlas.

Saya memegang teguh prinsip, pemimpin yang baik dilihat dari kondisi keluarganya dulu. Kalau tidak mampu mendapatkan kepercayaan dari keluarga, jangan berharap bisa memimpin orang di luar sana.